• DAERAH

    Masyarakat diminta hati-hati dan waspada adalah agar jangan terlibat dalam politik

  • NASIONAL

    Rael Count KPU RI Hasil Hituang Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sampai tanggal 19 Februari pukul 20.15 WIB

  • NASIONAL

    Real Count KPU RI Hasil Hitung Suara Legislatif DPR RI 2024, sampai tanggal 19 Februari 2024 pukul 20:00 WIB

  • PENDIDIKAN

    Demikian dikatakan Kepala SMPK Sta. Familia, Sikumana – Kota Kupang, Sr. Maria Regina Manis, PRR kepada wartawan

  • PENDIDIKAN

    Linus Lusi, mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI yang telah melakukan kegiatan ini

Kamis, 18 Juli 2024

PEMPROV NTT LAKSANAKAN GPM DI GMIT SILO NAIKOTEN KUPANG

 

VOCENews.id - Dalam rangka Pengamanan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, melakukan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Gereja (GMIT) Silo Naikoten Satu Kota Kupang, pada, Kamis (18/7/2024).

Kegiatan GPM kali ini dibuka oleh Pelaksana Tugas, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi NTT,  Joaz Billy Oemboe Wanda, SP, yang dihadiri oleh para pengunjung pasar murah dan para Distributor.

“Bahan-bahan pangan kebutuhan pokok masyarakat masih cenderung naik turun di pasaran umum sehingga kami selaku Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terus melakukan kegiatan GPM ini untuk membantu masyarakat,”ucap Joaz Billy, saat membuka kegiatan tersebut.

Joaz Billy menjelaskan, Kegiatan GPM tersebut  untuk menekan Inflansi sekaligus membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan murah di bawah harga pasar. Dana kegiaatan ini bersumber dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pusat dan pihak Pemprov NTT sebagai pelaksana teknisnya.

“Khusus untuk harga beras SPHP adalah beras intervensi dari pemerintah melalui Bapanas dan pelaksanaanya dilakukan oleh  Bulog. Hal ini dilakukan untuk menekan kenaikan harga beras di pasaran umum,” papar Joaz Billy.

Pantauan media ini di lokasi, Para distributor yang terlibat dalam GPM pad kesempatan ini adalah : Perum Bulog, Bank Indonesia dan beberapa distributor, antara lain, PT. Laris Manis Utama, hypemart, CV. Nam, CV. Agro Niaga Makmur, Transmart, CV. Sampurna, CV. Sumber Cipta, Sahanaya Agro Fresh Mart dan beberapa distributor lainnya.

Harga-harga bahan pokok pangan dan kebutuhan lainnya yang dijual di halaman GMIT Silo tersebut adalah : Beras SPHP harga 5 Kg Rp.60.000. Bawang Merah 1 Kg Rp.14.000. Bawang Putih 1 Kg 35.000. Brokoli 1 Kg 10.000. Wortel 1 Kg 20.000. Tomat 1 Kg 10.000. Gula Merah 1 Kg 22.000. Kacang Hijau 1 Kg Rp.22.000. Kacang Tanah 1 Kg 30.000. Beras Sorgum 1 Kg 20.000. Ultra Milk 200 ml per pak Rp.30.000. Minyak Goreng Fortuna 5 liter Rp.96.000. dan buah-buahan segar lainnya yang dijual dengan harga murah dan terjangkau.

 Sementara UKM yang turut berpartisipasi untuk menjual karya usaha mereka dengan harga murah adalah : UKM Ie Hari Airnona yang menjual Sayuran Brokoli dan Pemuda GMIT Silo yang menjual buku-buku bacaan Rohani untuk perenungan dan pendalaman Iman serta buku-buku tulis untuk siswa-siswi SD,SLTP dan SLTA. (Fegas/VN)

Share:

Rabu, 17 Juli 2024

Presiden Joko Widodo Lantik Perwira Remaja TNI-Polri

 

Presiden Joko Widodo menyampaikan amanatnya pada Upacara Prasetya Perwira (Praspa) Tahun 2024 yang digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 16 Juli 2024. Foto: BPMI Setpres

VOICENews id, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendorong para perwira remaja TNI dan Polri untuk menjadi pembelajar yang cepat dan terampil dalam mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi saat ini, menurut Presiden, dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam sejumlah sektor.

“Pesan saya kepada saudara-saudara, harus selalu mengikuti perubahan-perubahan itu, harus selalu belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan baru, jadilah pembelajar yang cepat dan terampil,” ucap Presiden saat menyampaikan amanatnya pada Upacara Prasetya Perwira (Praspa) Tahun 2024 yang digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 16 Juli 2024.

Dalam bidang pertahanan misalnya, Presiden menyampaikan bahwa perang saat ini tidak hanya dilakukan secara fisik tetapi juga lewat aksi militer nonkinetik dan perang siber. Menurut Presiden, aksi tersebut dapat melumpuhkan fungsi keamanan, pertahanan, dan pelayanan publik negara.

“Demikian pula halnya di bidang penegakan hukum serta ketertiban dan keamanan, kejahatan transnasional, judi online, perdagangan orang, narkotika dan obat-obatan terlarang serta peretasan siber yang makin canggih,” jelasnya.

Untuk itu, Presiden Jokowi juga mendorong para perwira remaja menjadi sosok yang unggul, profesional, dan andal. Peningkatan kemampuan dan adaptasi dengan penguasaan teknologi termasuk teknologi digital dan kecerdasan buatan juga diperlukan dalam menjaga pertahanan negara.

“Saudara-saudara adalah bhayangkara negara dan pembela Tanah Air, menjadi tulang punggung pertahanan dan keamanan bangsa untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” lanjut Presiden.

Terakhir, Kepala Negara meminta para perwira remaja mempersiapkan diri dalam mengabdi pada bangsa dan negara dengan memegang teguh sapta marga, sumpah prajurit, dan delapan wajib bagi perwira remaja TNI, serta tribrata dan catur prasetya bagi perwira remaja Polri.

“Jaga soliditas dan kekompakan TNI dan Polri, cintailah bangsamu, cintailah rakyatmu, selamat berjuang dan bertugas, tunaikan janji baktimu,” katanya. (fgs/vn)

 

Sumber : (BPMI Setpres)

Share:

Selasa, 16 Juli 2024

KEHADIRAN SATGAS MOBILE 323 BUAYA PUTIH, BUMI PAPUA PUN TERANG

 

Papua Tengah, VoiceNews id – Kehadiran Satgas Mobile Yonif 323 Buaya Putih di Papua benar benar membawa dampak positif khususnya bagi masyarakat Kampung Wuloni. Tidak hanya memberikan keamanan dan ketenangan bagi warga, namun juga membawa manfaat lainnya. Satgas Buaya Putih memasang lampu penerangan jalan dan halaman sehingga menghadirkan suasana terang benderang di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Kamis (11/7/2024).

Danpos Wuloni Kapten Inf Honest menuturkan “Kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian kami terhadap masyarakat di Papua Tengah, dengan memberikan karya terbaik guna menunjang keberlangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apa yang dilakukan oleh personel Pos Wuloni merupakan bukti nyata bahwa kami hadir untuk menjadi solusi bagi masyarakat, salah satunya mengatasi kendala minimnya pencahayaan,” tutur Danpos.

Selain itu, masyarakat di sini juga sangat antusias untuk membantu pemasangan lampu bersama personel Pos Wuloni, karena memang sebelumnya di kampung mereka sangat gelap saat malam hari karena kurangnya penerangan lampu, tambah Danpos.

Sementara itu, Kepala Suku Wuloni Bapak Yatinus Wonda (49) mewakili masyarakat Kampung Wuloni mengucapkan terima kasih kepada anggota Pos Wuloni atas bantuan penerangan yang telah diberikan, sehingga tetap dapat melakukan aktifitas di malam hari tanpa terkendala masalah penerangan.

“Puji Tuhan, terima kasih kepada Satgas TNI 323, ini sangat luar biasa, kami sangat senang sekarang, Honai (rumah warga) dan jalan jalan sudah tidak gelap lagi, semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak TNI 323, Kaonak, Awalongo, Wa, Wa, Wa.”

Perlu diketahui bahwa lampu yang dipasang oleh Satgas 323 ini sejumlah 40 buah yang tergelar di sejumlah titik antara lain jalan masuk menuju Kampung Wuloni, jalan utama Kampung Wuloni dan beberapa titik di halaman Honai Distrik Ilaga Utara. Pemasangan lampu ini mampu menerangi hingga sekitar 200 KK dan jalan jalan utama serta halaman Honai di Kampung Wuloni. (VN)

Sumber : Dispenad

Share:

Selasa, 02 Juli 2024

DISKSIKBUD PROV NTT LAKUKAN KAJIAN KULINER AKA BILAN DI MALAKA

VoiceNews Id, Betun – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, melakukan Kajian Budaya Kuliner “Aka Bilan” Karya Budaya Masyarakat Kabupaten Malaka, pada, tanggal 26 Juni sampai 1 Juli 2024, yang baru lalu.

KAJIAN DILAKUKAN UNTUK PENETAPAN WBTB INDONESIA

“Kami bersama Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, melibatkan partisipasi masyarakat dan tokoh adat desa Weoe Kecamatan Wewiku, bertemu dan saling berdiskusi detail terkait keberadaan dan keberlanjutan Kuliner Tradisional Aka Bilan, untuk diajukan ke pihak Nasional agar ditetapkan sebagai WBTB Indonesia dari Malaka,” ucap Th. Lely Un Taolin, SS, yang adalah Ketua Tim Kajian Budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, yang ditemui di Lokasi Kegiatan desa Weoe, pada, Sabtu (29/6/2024).

TIM KAMI 7 ORANG, TIM KEBUBUDAYAAN MALAKA 7 ORANG

Lelly menjelaskan, Timnya terdiri dari 7 Orang, didampingi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malaka, Firmirna Un Asa bersama stafnya sebanyak 7 orang.

“Yang kami lakukan adalah perekaman data berupa Video dan Foto, catatan dan  tulisan yang terkait  dengan empat langkah startegis terkait  pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Kami membawa Peneliti dari Unwira Kupang, bapak Didimus Dedi Dhosa, MA. Dari Bidang Kebudayaan Dinas P dan K Provinsi NTT, kami empat orang, yaitu, saya, ibu Aurora Satarya Bell, S.Pd, bapak Kale Ju Kana, dan Gideon Sopa, sedangkan Tim Perekaman adalah Bapak Petrus yang ditemani Videografernya Nelson Aleksander,”ucap Lelly.

Ketua Tim Kajian, Th. Lely Un Taolin, SS, saat diskusi dengan para Tokoh Adat Weoe

KAJIAN BUDAYA SESUAI 4 LANGKAH STRATEGIS

Lelly mengatakan, keempat langkah tersebut saling terhubung dan tak dapat dipisahkan. Pencapaian setiap langkah mendukung langkah-langkah strategis lainnya. Oleh karena itu, penerapan keempat langkah strategis bukan untuk dilakukan secara berjenjang atau setahap demi setahap, tapi secara bersamaan. Hanya melalui penerapan serentak, tujuan UU Pemajuan Kebudayaan atas ‘Masyarakat Indonesia yang Berdaulat secara Politik, berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan’ bisa terwujud.

Pantauan media ini di lokasi, banyak warga hadir di halaman Rumah Adat Fukun Manek Weoe untuk menyaksikan peragaan pembuatan Akar Bilan secara Tradisional oleh kaum ibu-ibu.

PENELITI, TUA ADAT, TOKOH MASYARAKAT LAKUKAN DISKUSI

Terlihat para tua-tua adat dan tua-tua masyarakat bersama bapak Camat Wewiku,Yonahes Klau Seran, S.IP,  Ibu Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Firmina Un Asa, S. IP. M.AP,  Kepala Desa Weoe, Stefanus Alfridus Bria, S.Pt, yang sedang melakukan diskusi intens dengan Tim Pengkajian Budaya.

Peneliti dan Dosen dari Universitas Widya Mandira Kupang, Didimus Dedi Dhosa, MA
Terlihat Tim Peneliti yang juga Dosen pada Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, bapak Didimus Dedi Dhosa, MA, sedang melakukan tanya jawab detail dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Kepala Desa Weoe, Camat Wewiku dan pelaku budaya, sambil direkam langsung berupa video dan foto secara detail oleh tim perekaman video dan Foto, yang dipimpin oleh Nelson Aleksander dari PH LSP Teater Pluss NTT. Dan sehabis diskusi serta tanya jawab dilanjutkan dengan pembuatan Aka Bilan oleh kaum ibu-ibu desa Weoe.

Proses Pembuatan Akabilan oleh Kaum Ibu Desa Weoe
Setelah selesai melakukan pembuatan Aka Bilan, Tim Kajian memberikan keterangan pers kepada awak media yang turut hadir meliput rangkaian kegiatan itu.

CAMAT WEWIKU : AKAR BILAN PENTING UNTUK DILESTARIKAN

Camat Wewiku, Yohanes Klau Seran, S.IP
Menurut Camat Wewiku, Yohanes Klau Seran, S.IP, menjelaskan bahwa Aka Bilan adalah peninggalan ratusan tahun silam oleh para leluhur orang Malaka, karena itu menjadi layak untuk dilestarikan agar tidak ditelan zaman.

“Jaman semakin Moderen, budaya-budaya asing banyak beredar diberbagai media sosial, dan dikutirkan suatu saat nanti Karya Budaya Akar Bilan ini akan tergerus oleh zaman. Kami berterimakasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang sudi datang melakukan kajian Aka Bilan ini sehingga kedepannya tetap lestari,”Ucap Camat.

FIRMINA UN ASA : KAMI PUNYA 50 PRAKTISI PELAKU AKA BILAN

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Firmina Un Asa, S. IP. M.AP, mengatakan, pihaknya bersama stekholder yang ada di kabupaten Malaka, memiliki 50 orang praktisi pembuat Aka Bilan yang setiap saat siap memberikan bimbingan kepada kaum muda untuk membuat Aka Bilan agar tetap diketahui makna dan fungsinya bagi generasi penerus.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Firmina Un Asa, S. IP. M.AP
“Ada kegiatan-kegiatan bimbingan yang kami lakukan  bersama para praktisi. Dan bersama Dinas pariwisata dilakukannya Festival Aka Bilan pada setiap tahun. Walaupun dana kami terbatas, kami terus lakukan bimbingan dan festival,”ucapnya.

KEPALA DESA : HASIL KULINER AKA BILAN UNTUK BIAYA PENDIDIKAN

Kepala Desa Weoe, Stefanus Alfridus Bria, S.Pt, mengatakan, masyarakat Weoe selalu menjual Aka Bilan di pasar-pasar tradisional yang ada di Malaka. Banyak Masyarakat menyukai dan membelinya. Hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membantu ekonomi hidup keluarga mereka.

Kepala Desa Weoe, Stefanus Alfridus Bria, S.Pt
“Jujur saya bicarakan bahwa banyak anak-anak kita di Weoe yang bisa sekolah dan menjadi sarjana berkat usaha penjualan Aka Bilan ini. Memang ada usaha-usaha lain seperti Kopra dan Pisang, namun bagi masyarakatnya yang tidak memiliki Kopra dan pisang maka Aka Bilan digunakan untuk pendapatan ekonomi hidup keluarga mereka,”ungkap Kepala Desa.

ANTONIUS : AKA BILAN MILIKI NILAI PEMERSATU DAN MENCARI JODOH

Tokoh Adat Weoe, Antonius Klau Bo’uk (74 Tahun), mengatakan, ketika musim kelaparan melanda masyarakat, maka mereka secara bersama-sama antar masyarakat tanpa membedakan suku dan agama, masuk hutan untuk menebang pohon Gewang atau pohon Sagu lalu dikelolah secara bersama-sama pula untuk dijadikan makanan musim lapar. Dan pada saman dulu, saat menumbuk serat-serat batang pohon tersebut dilakukan pantun-pantun antar remaja untuk mencari jodoh.

Tokoh Adat Weoe, Antonius Klau Bo’uk 
“Dulu saat musim kelaparan, kami bersama-sama masuk hutan dan menebang pohon Sagu kemudian pikul masuk ke dalam kampung dan kami belah, kami kikis menjadi serat tipis lalu kami tumbuk menjadi halus sehingga bisa dijadikan makanan. Serat yang tipis itu kami tumbung dalam lesung panjang secara bersama-sama antar muda-mudi. Saat menumbuk inilah dilakukan pantun antar pemuda untuk mencari jodoh, dan apabila terjadi kesepakatan jodoh maka dilakukan perkawinan yang sah,”ucapnya.

DOMINIKA NAMOK : DULU AKA BILAN MENJADI MAKANAN UTAMA

Pelaku Budaya dan Tokoh Adat Kaum Ibu desa Weoe, Dominika Namok (67 Tahun), menjelaskan bahwa sejak zaman dulu makanan Aka Bilan adalah makanan pokok mereka saat masih kecil. Dan setelah adanya Beras, Jagung, Turis, maka Aka Bilan dijadikan makanan tambahan.

“Waktu masa kecil kami makan Aka Bilan sebagai makanan pokok. Memang proses pembuatannya tidaklah mudah namun harus bisa dilakukan untuk mengatasi kebutuhan akan makanan pada jaman dulu itu,”tutur Dominika.

Pelaku Budaya dan Tokoh Adat Kaum Ibu desa Weoe, Dominika Namok
Untuk diketahui bersama, Aka Bilan adalah jenis Makanan Tradisional orang Malaka sejak zaman dahulu. Makanan ini dibuat dari Sari Pati Batang Pohon Gewang atau Pohon Sagu yang disebut Corypha Gebanga. Isi Sari Pati itu dijadikan adonan kemudian dipanggang dengan api kayu bakar dalam wajan berbentuk piring bulat dari tanah liat. Setelah Matang lewat proses panggang maka dijadikan makanan buat keluarga. (Nel/Pieter/VN)

Share:

KASUS VINA TERBONGKAR

IKLAN BANNER

GALERY BUDAYA SUMBA

Label

PANORAMA PANTAI LAMALERA

BERITA TERBARU

GALERY BUDAYA MASYARAKAT SABU