• DAERAH

    Masyarakat diminta hati-hati dan waspada adalah agar jangan terlibat dalam politik

  • NASIONAL

    Rael Count KPU RI Hasil Hituang Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sampai tanggal 19 Februari pukul 20.15 WIB

  • NASIONAL

    Real Count KPU RI Hasil Hitung Suara Legislatif DPR RI 2024, sampai tanggal 19 Februari 2024 pukul 20:00 WIB

  • PENDIDIKAN

    Demikian dikatakan Kepala SMPK Sta. Familia, Sikumana – Kota Kupang, Sr. Maria Regina Manis, PRR kepada wartawan

  • PENDIDIKAN

    Linus Lusi, mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI yang telah melakukan kegiatan ini

Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Maret 2024

Rapat Teknis Warisan Budaya Menjaga Marwah Budaya Daerah

Kupang, VoiceNews Id – Rapat Teknis Warisan Budaya yang dilakukan oleh BPK Wilayah XVI NTT, dengan melibatkan berbagai UPT Terkait dan Masyarakat Adat se NTT, banyak  mendapat tanggapan positif dari para peserta yang hadir.

Tema yang diangkat berjudul REVITALISASI NILAI-NILAI WARISAN BUDAYA, “Menata Arah Pemajuan Kebudayaan di Nusa Tenggara Timur, merupakan isu yang paling mendasar yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan di NTT.

Revitalisasi atau penggalakan kembali budaya tradisi local yang hampir punah yang kini dilakukan dengan upaya maksimal oleh BPK XVI NTT dengan melibatkan banyak kaum milenial dan masyarakat adat, merupakan hal yang amat positif untuk menjaga keberlangsungan kelestarian budaya lokal.

SILVESTER PETARA HURIT : RATEK MENJAGA MARWAH BUDAYA LOKAL

Salah satu peserta Rapat Teknis Warisan Budaya, Silvester Petara Hurit, yang juga adalah Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Flores Timur, mengatakan, kebudayaan berbasis data termasuk menjadikan Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) sebagai salah satu dokumen yang diacu dalam penyusunan rencana pembangunan.

Katanya, Walau banyak kekurangan dan keterbatasan, atau masih banyak  hal yang belum sesuai harapan, namun kita semua berupaya agar kebudayaan semakin mendapat tempat dalam desain dan prioritas pembangunan daerah.

Silvester Petara Hurit, yang juga adalah Alumnus Jurusan Teater Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung (ISBI sekarang), mengatakan, dalam konteks Flores Timur, Pendanaan, SDM Teknis, serta Kelembagaan dan Infrastruktur Kebudayaan masih menjadi kebutuhan yang krusial saat ini.

Pendiri Nara Teater di Flores Timur tahun 2016 itu, mengatakan bahwa karena kompleksitas dan luasnya obyek pemajuan kebudayaan yang ada, maka kerja gotong royong sangat penting dilakukan dengan mengutamakan sinergisitas dan kontuinitas.  

“Ini investasi mental, investasi kemanusiaan yang perlu mendapat perhatian yang serius jika kita tak mau kehilangan marwah sebagai bangsa yang berbudaya dan berkeadaban,” ungkap  Silvester Petara Hurit yang juga aktivis Kebudayaan di Flores Timur Tersebut.

 

 

 

OKRAN K.R. BETTY :  RATEK MEMBERI RUANG MAJUKAN BUDAYA DAERAH

Sementara peserta Rapat Teknis Warisan Budaya dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Okran K.R. Betti, yang juga adalah Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, memberikan pandangannya bahwa, pihaknya mengucapkan banyak terimakasih kepada BPK Wilayah XVI yang sudi melaksanakan kegiatan tersebut sehingga mereka bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat terkait target-target pemajuan kebudayaan yang diinginkan untuk di tindaklanjuti.

“Kami gembira karena kegiatan ini sangat postif. Lewat ini kami dapat mengetahui banyak hal teknis yang menjadi target utama pemerintah untuk segera ditindaklanjuti seperti Penyusunan Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), Peng-entrian data Dapobud,” ucap Okran.

Katanya, memang masih ada tantangan yang cukup berat karena setiap daerah memiliki problem yang berbeda untuk bisa menyelesaikan disebabkan beberapa faktor antara lain, tersedianya waktu yang cukup singkat, keuangan yang sangat terbatas, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Walau masih banyak kekurangan, namun dari hasil Rapat Teknis ini, akan menjadi komitmen bersama kami untuk ditindaklanjuti demi Pelestarian Kebudayaan yang ada di daerah masing-masing,” jelas Okran.

UNTUK DIKETAHUI : TUJUAN RATEK WARISAN BUDAYA 2024

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, menjelaskan kepada media ini bahwa dengan cakupan wilayah kerja yang cukup luas, maka untuk memajukan kebudayaan di NTT yang beragam tersebut, maka perlu di dilakukan kegiatan berskala regional, yang mampu memayungi koordinasi antara dinas yang memayungi kebudayaan di daerah, baik itu kabupaten maupun provinsi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT.

Karena itu maka dilakukannya Rapat Teknis Warisan Budaya dengan tema: REVITALISASI NILAI-NILAI WARISAN BUDAYA, “Menata Arah Pemajuan Kebudayaan di Nusa Tenggara Timur.

“Tujuan Kegiatan ini untuk memberikan ruang koordinasi dan sinkronisasi antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dengan Organsasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengampu bidang kebudayaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menyusun perencanaan terhadap program dan anggaran yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 dalam rangka memenuhi tugas yang diemban oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT,” Jelas I Made Dharma Suteja.

Kata I Made, bahwa manfaat yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah,  Terwujudnya tata kelola program kerja dan sinergi antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang kebudayaan bisa berjalan dengan efektif, efisien serta memberikan dampak positif bagi masyarakat. Tersusunnya perencanaan program dan anggaran Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT.

“Kegiatan Rapat Teknis Warisan Budaya ini, kami lakukan dari tanggal 18 sampai 20 maret 2024. Kami BPK Wilayah XVI NTT, mengucapkan banyak terimakasih dan hormat atas kehadiran seluruh peserta serta nara sumber yang sudi bersedia hadir dan menyusekskan kegiatan ini,” Tutur I Made, menutup pembicaraan. (VN/Sam TGD)

 

 

Share:

Sabtu, 23 Desember 2023

Kiat SMPK Sta. Familia Tanamkan Disiplin dan Budaya Hidup Bersih pada Siswa/i

Kepala SMPK Sta. Familia, Sikumana – Kota Kupang, Sr. Maria Regina Manis, PRR

Kupang, Voice News.Id - Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Sta. Familia – Sikumana, Kota Kupang punya berbagai kiat untuk menanamkan kedisiplinan dan budaya hidup bersihsiswa-siswi pada sekolah yang dikelola oleh Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Suster-Suster dari Biara PRR dan para guru di sekolah dengan Akreditasi A Unggul itu selalu menanamkan disiplin dan budaya hidup bersih kepada siswa/inya sejak sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). 

Demikian dikatakan Kepala SMPK Sta. Familia, Sikumana – Kota Kupang, Sr. Maria Regina Manis, PRR kepada wartawan pada Selasa (17/12/23) siang. Menurutnya, disiplin dan budaya hidup bersih sudah ditanaman sejak siswa/i masuk di kelas 7 (tujuh) di sekolah tersebut. 

“Kami sangat memperhatikan pendidikan karakter anak. Karena itu kami berupaya menanamkan kedisiplinan dan budaya di sekolah ini. Kami selalu menanamkan disiplin dan budaya hidup bersih kepada siswa/i sejak awal masuk ke sekolah ini. Sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), kita sudah tegaskan aturan, tata tertib dan disiplin sekolah, terutama disiplin untuk menjaga kebersihan sekolah,” papar Sr. Maria. 

Menurutnya, hal yang paling penting untuk menjaga kebersihan sekolah adalah kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. “Anak-anak akan menjadi terbiasa dengan disiplin dan budaya hidup bersih. Kalau pagi datang sekolah, mereka simpan tas di kelas lalu keluar untuk memungut sampah di sekitar kelas dan lingkungan sekolah untuk dibuang ke tempat sampah,” ujar Sr. Maria.  

Pihaknya, lanjut Sr. Maria, menanamkan displin kepada siswa/i bahwa apapun sampah plastik harus di buang pada tempat sampah. Pihaknya juga membiasakan siswa/i untuk aktif dalam kegiatan pembersihan kelas dan lingkungan sekolah.  

Pihaknya melatih peserta didik untuk memiliki disiplin dan tanggung jawab terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. “Kami tak mau siswa/i dimanjakan dan tergantung dengan cleaning service dan Satpam untuk kebersihan sekolah. Siswa/i diberi tugas dan tanggung jawab untuk membersihkan kelasnya masing-masing. Namun untuk kebersihan MCK dilakukan oleh petugas,” ujar Sr. Maria. 

Selain itu, jelas Sr. Maria, pihaknya juga menanamkan disiplin masuk sekolah tepat pada waktunya. Juga disiplin dalam menggunakan pakaian seragam dan kelsengkapannya.  

Anak-anak yang sering terlambat dan menggunakan seragam yang tidak sesuai/tidak lengkap diberi teguran dan sanksi ringan hingga dipulangkan. Sanksi tersebut disampaikan kepada orangtua agar memperhatikan waktu kedatangan anak di selolah.

Mengenai Persiapan Ujian Akhir baggi kelas 9, SMPK Sta. Familia telah mempersiapkan peserta didik sejak awal tahun pelajaran. “Kami mempersiapkan mereka baik secara materi belajar maupun secara rohani,” ujar Sr. Maria.  

Ia menjelaskan, pihaknya akan memberikan les tambahan yang akan dimulai pada Bulan Maret 2024. “Kami juga akan melakukan 2 kali try out (uji coba, red) untuk kelas 9,” kata Sr. Maria.  

Selain itu, lanjut Sr. Maria, pihaknya juga akan mempersiapkan siswa/i kelas 9 secara rohani untuk menghadapi ujian akhir sekolah. “Sesuai rencana, kami akan melakukan rekoleksi dan ret-ret bagi siswa/i kelas 9 pada awal April 2024. Ini untuk mempersiapkan mental dan rohani mereka sebelum menghadapi ujian akhir,” jelasnya. 

Untuk kegiatan Praktekum, papar Sr. Maria, sesuai Kurikulum Merdeka Belajar,  anak didik diberi kebebasan untuk mengemmbangkan diri melalui minat dan bakatnya.  

“Jadi kalau di Kurikulum Merdeka Belajar, anak diberi kebebasan untuk praktek sesuai minat dan bakatnya. Apakah berkebun, olahraga, musik, dan lainnya. Jadi tidak diarahkan oleh guru,” bebernya. 

Menurut Sr. Maria, saat ini siswa/I sedang praktek berkebun dengan menanam jagung. “Setelah terima raport nanti, mereka akan libur sekitaar 2 mingggu. Setelah masuk libur sekolah nanti, jagung yang mereka tanam sudah cukup besar,” tuturnya.

Saat ini, kata Sr. Maria, SMPK Sta. Familia Kupag masih menggunakan 2 kurikulum, yakni Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikuklum 2013. “Kurikulum 2013 akan berakhir di tahun ajaran 2023/2024. Kelas 9 yang masih menggunakan kurikulum 2013. Memasuki tahun ajaran yang baru 2024/2025 nanti, kami hanya menggunakan Kurikulum Merdeka Bejajar,” jelasnya. 

Seperti disaksikan tim media ini ketika memasuki pintu gerbang SMPK ST. Familia, kesan pertama yang terlintas adalah bersih dan asri. Ada pos jaga Satpam di pintu gerbang sekolah.  

Tak terlihat ada sampah yang bertebaran. Bunga-bunga tampak hijau dan ditata asri di dalam lingkungan sekolah. Tampak ada beberapa wastafel dengan air dan sabun bagi siswa/i untuk mencuci tangan.

Ada pelataran beratap yang dipakai untuk apel pagi dan siang. Juga serng dipaai untuk pertemuan orang tua. Di bagia tengah kompleks tersebut ada halaman dengan bentangan semen yang cukup luas untuk upacara bendera dan tempat olahraga anak (lapangan voly, basket, badminton).

Di bagian timur lokasi sekolah ini tampak areal kebun. Tampak sekelompok anak berpakaian olahraga sedang berada di areal tersebut. Kelompok siswa/I ini tampak sedang menanam jagung di kebun tersebut.

Sekolah yang terletak di Jalan  Oebolifo 3, Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, NTT ini berdiri sejak 15 Juli 2002 dan terakreditasi A unggul. 

 Sekolah ini memilliki sekitar 22 orang guru/tenaga pendidik. Terdiri atas 3 guru PNS dan 19 guru honorer. Juga memiliki 4 orang pegawai. 

 Jumlah siswa sekitar 318 orang yang dibagi dalam 12 rombongan belajar (kelas). Sekolah yang juga memiliki ruang kelas berlantai II ini juga memiliki sarana dan prasarana pendukung yakni ruangan kepala sekolah, ruangan guru, ruangan Tata Usaha, ruangan perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium IPA, 8 toilet (4 toilet laki-laki dan 4 toilet perempuan) dan pos penjaga. (ian)

Identitas Sekolah: 

NPSN : 50305277 

Status : Swasta 

Bentuk Pendidikan : SMP 

Status Kepemilikan : Yayasan 

SK Pendirian Sekolah : YMGM 06/B.3/11/2007 

Tanggal SK Pendirian : 2017-01-30 

SK Izin Operasional : DISPENDIK 044.2/SMP-SMA/0 

Tanggal SK Izin Operasional : 2007-01-30 

Sumber Listrik : PLN 

Daya Listrik : 5500 

Kecepatan Internet : 3 Mb



Share:

Sabtu, 18 November 2023

SOSIALISASI PELINDUNGAN KEBUDAYAAN DITUTUP KEPALA BPK XVI “LAHIRKAN 4 REKOMENDASI”

 

Kupang, Voicenews Id – Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja S.S., M.Si, yang didampingi Kasubag Umum, Budiharto, S.S., M.Hum, menutup Kegiatan Sosialisasi Perlindungan Kebudayaan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, bertempat  Ruang Kolbano Hotel Kristal Kota Kupang, pada, Sabtu, (18/11/2023).

Pada kesempatan ini, I Made Dharma Suteja, mengucapkan banyak terimakasih  kepada para peserta Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan yang telah dengan serius dan sungguh sungguh mengikuti Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan yang bertemakan  “Warisan Budaya, Hibah Masa Lalu, Sejauh Mana Kita Tahu”, yang telah dilaksanakan oleh pihaknya sejak tanggal 16 hingga 18 November 2023 tersebut..

“Semoga, setelah mengikuti kegiatan ini, Bapak dan Ibu dosen pendamping serta adik-adik mahasiswa akan lebih termotivasi untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Timur”, Ucap I Made.

Dia juga berterimakasih pada panitia dan kepada seluruh staff Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, dengan harapan semoga terus konsisten berupaya memajukan kebudayaan di Nusa Tenggara Timur.

Pada kesempatan tersebut, dengan menaruh rasa hormat yang mendalam, I Made Suteja, ucapkan  banyak terimakasih kepada para Dosen Pendamping Mahasiswa  FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Nusa Cendana, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah, Mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandira, Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, yang sudah mendampingi mahasiswanya mengikuti kegiatan tersebut dari hari pertama hingga hari terakhir.

“Kita sangat beruntung karena selama 2 hari kita mendengar pemaparan materi mengenai pelindungan kebudayaan dari narasumber-narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya masing-masing. Mereka telah memberikan pengetahuan-pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pemajuan kebudayaan, serta memberikan kita rekomendasi-rekomendasi, apa yang seharusnya kita lakukan setelah kegiatan ini, dan kami amat berterimakasih kepada semua nara sumber ”.Ucapnya.

Kepada seluruh peserta yang hadir hadir dalam acara penutupan tersebut, I Made Dharma Suteja, menyampaikan rekomendasi-rekomendasi para nara sumber yang dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1.  Kehadiran Perguruan Tinggi sangat penting dalam perannya sebagai salah satu sarana atau media dari proses pemajuan kebudayaan. Oleh sebab itu, diperlukan Kerjasama antara perguruan tinggi dengan Lembaga pemerintah urusan kebudayaan dalam program-program kerja pemajuan kebudayaan.

2.  Tiga komponen utama baik itu pemerintah, masyarakat, dan LSM diharapkan dapat berkontribusi dalam merawat, meningkatkan kesadaran, berpartisipasi dalam kegiatan budaya, menjaga pengetahuan tradisional, serta menjadi advokat dan pengawas untuk menjaga keberlanjutan cagar budaya bagi generasi mendatang.

3.  Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelestarian cagar budaya bukan hanya penting untuk menjaga warisan budaya, tapi juga memiliki dampak positif pada pendidikan, pariwisata, pembangunan, lingkungan, serta kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelestarian cagar budaya harus menjadi perhatian dan tanggung jawab kita semua.

4.  Pentingnya melakukan standarisasi Lembaga kebudayaan seperti museum, taman budaya, maupun ruang-ruang publik, baik milik pemerintah daerah maupun milik perorangan. Dengan melakukan standarisasi Lembaga kebudayaan, maka Lembaga kebudayaan milik pemerintah daerah berhak mengajukan bantuan DAK non fisik, sedangkan Lembaga kebudayaan milik perorangan berhak mengajukan proposal dana Indonesiana.

I Made Suteja, berpesan kepada seluruh peserta, agar jangan menunggu surat-surat datang dari Kemendikbudristek mengenai program-program dana bantuan kepada Bapak/Ibu dan adik-adik semua dan aktiflah mencari dan menemukan informasi mengenai program-program dana bantuan pemerintah di media sosial maupun kanal-kanal resmi milik pemerintah, serta tiru dan teliti serta modifikasi kegiatan-kegiatan yang telah berhasil menerima  dana bantuan pemerintah bidang kebudayaan.

“Kami menyadari bahwa penyelenggaraan kegiatan ini masih banyak kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi, maupun keterbatasan fasilitas. Untuk itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata semoga semua peserta kegiatan yang hadir mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan ini, Semoga Tuhan senantiasa menuntun kita ke arah yang lebih baik,” tuturnya seraya menutup acara tersebut dengan resmi. (VN/Fredent)

 


Share:

Jumat, 17 November 2023

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Buka Kegiatan Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan Yang Dilaksanakan BPK XVI

 

Voicenews Id - Balai Pelestaian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT), melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan, bertempat di Hotel Kristal Kota Kupang, pada, (16/11/2023).

 Tema kegiatan ini yaitu ;  “Warisan Budaya, Hibah Masa Lalu, Sejauh Mana Kita Tahu”. Dan sesuai rencana kegiatan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 16 November sampai tanggal 18 November 2023.

 Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari para Mahasiswa, Dosen, Museum, serta para stakeholder yang terkait dengan perlindungan kebudayaan.

 Dalam sambutanya, Linus Lusi, mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI yang telah melakukan kegiatan ini, yang tentunya sangat berdampak positif  untuk kemajuan kebudayaan di Provinsi NTT.

 Ia juga berterimakasih banyak kepada semua peserta yang turut hadir untuk mengikuti kegiatan sosialisasi perlindungan kebudayaan tersebut.

 Linus Lusi mengatakan, Warisan Budaya peninggalan nenek moyang yang  merepresentase berbagai nilai-nilai luhur yang mesti dijaga dan dilestarikan bersama dari masa ke masa sehingga tetap lestari sepanjang zaman.

 Karena itu, dia mengajak seluruh komponen dengan upaya pemajuan dan pelindungan kebudayaan, untuk tetap merawat nilai-nilai kebudayaan yang ada di NTT agar tidak tergerus oleh zaman di era globalisasi ini. 

 “Semoga apa yang diperoleh dalam kegiatan ini, dapat semakin mendorong kita untuk lebih giat lagi berjuang bersama demi memajukan kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Timur ”, Ucap Linus seraya dengan resmi membuka kegiatan tersebut.


 Mengawali kegiatan pembukaan, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si membeberkan berbagai hal dan juga terkait masalah yang dihadapi pihaknya dalam upaya pemajuan dan pelindungan kebudayaan di Nusa Tenggara Timur.

 Dikatakannya, tujuan utama kegiatan tersebut dilakukan yakni, untuk lebih mengenalkan warisan budaya kepada akademisi dan stakeholder kebudayaan yang berada di Provinsi NTT.

 Dia menjelaskan, alasan tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut karena  minimnya warisan budaya di NTT yang dikenal  di tingkat nasional maupun di tingkat lokal atau daerah.

 “Sampai saat ini hanya tercatat ada 34 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)  Nasional yang berasal dari Provinsi NTT, dan hanya ada 2 Cagar Budaya di Provinsi NTT yang tercatat sebagai cagar budaya Nasional”, Ucapnya.

 Dia mengatakan, warisan budaya adalah hibah masa lalu dari nenek moyang kita, namun, sejauh mana kita mengetahuinya, sejauh mana kita melakukannya, inilah pertanyaan yang harus kita jawab sendiri sebagai orang yang hidup di NTT.

 Dia menambahkan, warisan budaya adalah peninggalan yang merepresentasikan sistem nilai, kepercayaan, tradisi, gaya hidup, dan jejak-jejak suatu kebudayaan yang terus-menerus diwariskan dari masa lalu hingga masa sekarang. Warisan budaya menyiratkan ikatan bersama milik suatu komunitas yang mewakili sejarah juga identitas komunitas tersebut pada masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang.

 “Karena warisan budaya merepresentasikan suatu komunitas, suatu kelompok, maka sebagai bukti eksistensi, tentunya warisan budaya tidak hanya harus dijaga, namun juga harus dikembangkan. Mengembangkan kebudayaan sama artinya dengan memajukan suatu kebudayaan,” Ucapnya.

 I Made Dharma, mengatakan lagi bahwa pemajuan kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Upaya-upaya “Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan”.  

 Akan tetapi, selama 6 tahun pasca ditetapkannya Undang-undang Pemajuan Kebudayaan yakni UU No 5 tahun 2017 dan beberapa peraturan pendukungnya, hal yang dicita-citakan insan pemajuan kebudayaan sampai saat ini belumlah mencapai titik yang ideal.

 Kata I Made,  untuk menggapai cita-cita pemajuan kebudayaan yang ideal, maka lewat kegiatan ini pihaknya mengundang para nara sumber yang berasal dari berbagai kalangan, yaitu;

1.  Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuyaan Provinsi NTT, Bapak Yunus Nusi, yang pada hari ini akan berbicara mengenai “Ekosistem Kebudayaan di NTT dan keragaman dalam membangun kebudayaan”; 

2.  Ibu Annytha I. R. Detha, Akademisi sekaligus Budayawan. Beliau akan berbicara mengenai “Peran Perguruan Tinggi dalam pemajuan kebudayaan”;

3.  Bapak Kondradus Blajan, akademisi sekaligus Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi NTT ; 

4.  Ibu Ina Djara, S.Sos. MM, Perwakilan dari TVRI NTT, yang akan berbicara mengenai “Peran Media dan Pendokumentasian Khazanah Budaya dalam Pemajuan Kebudayaan di NTT”;

5.  Kepala UPTD Museum Negeri NTT, Bapak Aplinuksi Meximus A. Asamani, yang akan berbicara mengenai “Peran Penting Museum NTT sebagai bagian pelindungan kebudayaan”; 

6.  Kepala UPTD Taman Budaya Gerson Poyk, Bapak Muhadi, yang akan berbicara mengenai “Peran Taman Budaya sebagai Media Ruang Berkebudayaan bagi Seniman, Budayawan dalam Pemajuan Kebudayaan”;

7.  Bapak Iskandar Eko Priyotomo, dan Bapak Siswanto, Perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, yang akan berbicara mengenai “standarisasi Museum Daerah”. 

“Semoga dengan masukan-masukan dari para nara sumber, semakin mengasah pemikiran-pemikiran seluruh stakeholder yang terkait dengan upaya pemajuan dan perlindungan kebudayaan, sehingga semuanya bersatu padu   berjuang memajukan kebudayaan di NTT tercinta,” Ucap I Made.

 Untuk diketahui bersama, kegiatan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 16 November sampai tanggal 18 November 2023. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Mahasiswa/i dari 4 Perguruan Tinggi yang ada di Kota Kupang, 6 orang Mahasiswa/i Program Magang Bersertifikast Kebudayaan yang ada di BPK Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, LP2M Undana, Staff Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, serta staff UPT Museum Negeri NTT. ( voicenews Id/ Nelson)


Share:

Sabtu, 16 September 2023

Workshop Tenun Ikat Ditutup, Nara Sumber Dapat Penghargaan, Peserta Dapat Pengetahuan

 

Kupang, Voice News Id – Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur,  I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si,  menutup dengan resmi Kegiatan Workshop Tenuan Ikat yang dilaksanakan Selama 3 hari, sejak tanggal 14 sampai 16 September 2023.

“Saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada para peserta dari pelajar SMA Negeri 11, SMK Negeri 4 Kota Kupang, Mahasiswa dan Mahasiswi dari Universitas Nusa Cendana, para nara sumber, yang sudah selama 3 hari  hadir hingga suksesnya kegiatan yang kami gelar ini. Terimakasih berlimpah kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Dekranasda Provinsi NTT, UPTD Taman Budaya Provinsi, UPTD Museum Daerah Provinsi, BPMP Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang telah mendukung kami sehingga kegiatan workshop tenun ikat ini berjalan sesuai harapan,” Ucap I Made, mewakili lembaga yang dipimpinya itu.

Dia mengharapkan,  dengan pengetahuan yang diperoleh lewat Workshop tersebut, bisa dijadikan bekal untuk menjadi pelaku tenun ikat maupun menjadi pelaku usaha kecil  yang bergerak dibidang kain tenun ikat.

“Dengan mengucap Puji dan Syukur berlimpah Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menutup acara Workshop Tenun Ikat ini dengan Resmi,” ucapnya disambut dengan tepuk tangan dari  seluruh peserta.

Setelah Penutupan Kegiatan, salah seorang peserta bernama Julie, mengatakan kepada media ini bahwa dirinya sangat bersyukur dan terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian  Kebudayaan Wilayah XVI NTT, para nara sumber dan dua orang Instruktur dari Dekranasda Provinsi NTT, yang telah memberikan pengetahuan tentang teori dan praktek meneneun kain tenun ikat bermotif daerah NTT.

“Ini bekal bagi saya agar kedepan lebih semangat lagi bekerja menenun dan semoga dengan pengetahuan ini saya dapat mengerjakan kain tenun daerah yang bermanfaat bagi kehidupan di masa depan,” papar Mery penuh keyakinan. 

Sementara itu kedua orangNara Sumber dari Dekranasda Provinsi NTT, Septi Miriam Reo, Yul Efrin M Bureni, yang diwawancarai wartawan, mengatakan, saat mereka memberikan praktek tenun, para peserta mengikutinya dengan sungguh-sungguh dan akhrnya mereka mampu mengerjakan sendiri cara tenun ikat dengan baik.

Sesaat sebelum bubar, Kepala BPK Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, I Made Suteja, menyerahkan penghargaan kepada kedua orang Nara Sumber dari Dekranasda Provinsi NTT, berupa Serifikat.

“Serifikat ini kami berikan sebagai penghargaan dan terimakasih kami atas pengetahuan Tenun Ikat yang telah diberikan dengan tulus kepada seluruh peserta,” tutur I Made. ( MJessi/VN) 

Share:

Jumat, 15 September 2023

BPK Wilayah XVI Lakukan Workshop Tenun Ikat, Dibuka Ir. Syaloomi Marthina Pa

 

Voice News Id, Kupang – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK)  Wilayah XVI NTT, menyelenggarakan Workshop Tenun Ikat  di Aula Hotel Kristal Kupang,  selama 3 hari,  yang dimulai dari tanggal 14 sampai 16 september 2023, melibatkan 60 orang peserta yang berasal dari para pelajar dan mahasiswa sebanyak 34 orang dan 16 orang lainya berasal dari dinas instansi terkait.

Kegiatan Workshop Tenun Ikat ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diwakili oleh Sekretaris (Sekdis) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ir.Syaloomi Marthina Pa, M.Sc,  didampingi Kepala BPK Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si serta Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi NTT, bapak Mohadi, S.Sn.

Saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan itu, Syaloomi Marthina Pa, menyampaikan  apresiasi yang tinggi dari Pemerintah Provinsi NTT kepada Balai Pelestarian Kebudayaan  Wilayah XVI NTT, yang telah menyelenggarakan kegiatan Workshop Tenun Ikat tersebut.

“ Kain tenun dan motif yang terkandung di dalamnya menyimpan nilai-nilai edukasi peninggalan leluhur kita. Simbol-simbol, gambar dan warna yang tertuang menjadi suatu kain tenun memiliki nilai sejarah peradaban panjang kehidupan manusia dari zaman ke zaman, karena itu sangatlah penting diketahui dan dilestarikan serta dikembangkan oleh generasi muda kita,” ungkap Syalomi.

Syalomi mengharapkan, dengan adanya kegiatan Workshop Tenun Ikat tersebut, dapat mendorong dan meningkatkan minat generasi muda kota kupang dapat meningkatkan pengetahuan untuk melestarikan tenun ikat dan juga diharapkan dapat menjadi pelaku usaha bidang tenun serta memperkenalkan tenun sehingga rasa cinta kepada NTT semakin mengakar.

Dia mengatakan, saat ini semakin sedikit generasi muda yang mau mempelajari teknik menenun, sehingga masalah regenerasi penenun dikhawatirkan dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian budaya menenun,”jelasnya.

“Selamat mengikuti workshop ini, semoga apa yang diperoleh nanti, dapat bermanfaat untuk pengembangan dan peningkatan budaya menenun di kalangan pelajar dan mahasiswa demi kelestarian budaya menenun di kota Kupang dan Peovinsi NTT. Dan dengan mengucap Puji dan Syukur kepada Tuhan Maha Kuasa, saya membuka kegiatan Workshop Tenun Ikat  ini dengan resmi,” ujar Syaloomi disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin yang hadir.

Sebelum acara pembukaan dimulai, selaku penyelenggara, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si, menguraikan latar belakang dan tujuan kegiatan tersebut dilakukan pihaknya.

Katanya, dalam upaya menjaga kelestarian dan kelangsungan tenun ikat di Kota Kupang, pihaknya sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang berada di daerah,  memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap keberadaan tenun ikat. Oleh karena itu pihaknya melaksanakan kegiatan ‘Workshop Tenun Ikat’.

“Saya ucapan terima kasih kepada SMA Negeri 11 Kota, SMK Negeri 4 Kota Kupang Mahasiswa dan Mahasiswi dari Universitas Nusa Cendana, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, BPMP Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang telah menyertakan puluhan orang untuk menjadi peserta Workshop Tenun Ikat,”ungkapnya.

I Made Dharma menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para Nara Sumber, yaitu, Ir. Syaloomi Marthina Pa, M.Sc, Ibu Yanti M. Elik,S.Pd.M.Pd dari SMK Negeri 4 Kupang,  Bapak Efraim J. Pranamantara, S.Fil.,M.Pd yang adalah  Dosen Program Studi  Teknik Pembuatan Tenun Ikat Fakuktas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana, dan Ibu Septi Miriam Reo serta Ibu Yul Efrin M. Bureni  dari DEKRANASDA Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Terimakasih juga saya saya sampaikan kepada Bapak Mohadi, S.Sn Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Bapak Aplinuksi M.A. Asamani, S.Sos, M.Si Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Timur yang akan bertindak sebagai moderator dalam kegiatan workshop ini,” ungkap I Made Dharma.

Dia mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan dan Kota Kupang khususnya adalah daerah yang memiliki kerajinan tenun ikat yang tumbuh dan berkembang secara turun-temurun dalam masyarakat.

“Tenun ikat merupakan kekayaan budaya bangsa dan sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang memiliki arti penting untuk  pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilestarikan secara sungguh-sungguh melalui pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan,”ucapnya mengakhiri pembicaraan.

Secara terpisah, kepada awak media, Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi NTT, Mohadi, S.Sn menyampaikan rasa syukur, karena kegiatan Workshop tersebut, adalah wujud perhatian terhadap karya budaya Tenun Ikat, baik dalam bentuk pembinaan , pelestarian dan perlindungan terhadap objek kebudayaan di Kupang NTT.

MATERI : PERAN PEMERINTAH PROMOSIKAN TENUN PADA GENERASI MUDA

Seusai acara pembukaan, langsung dilakukan Workshop Tenun Ikat yang dibawakan oleh Moderator, Mohadi, S.Sn, yang adalah  Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Nara Sumber yang membawakan materi pertama ini adalah Ir. Syaloomi Marthina Pa, M.Sc, yang juga adalah Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Materi yang dibawakan berjudul  ‘Peran Pemerintah dalam Mempromosikan Tenun Ikat kepada Generasi Muda’.

Pada kesempatan membawakan materinya, Ir. Syaloomi Marthina Pa. M.Sc, menjelaskan secara tentang motif dan ragam, corak dan warna kain tenun di NTT, yang dipengaruhi oleh Suku, Etnis, Lokasi dan kondisi daerah dimana kain tenun itu diproduksi.

Dia menjelaskan lagi terkait jenis Kain Tenun yang ada di NTT yaitu, Tenun Ikat, Tenun Sotis, dan Tenun Songke.

“Harga Kain Tenun dari hari ke hari semakinmeningkat. Kain Tenun di NTT telah dikenal sebagai komoditas unggulan. Kain Tenun dari setiap daerah di NTT memiliki keunikan dan ke khasan tersendiri yang sangat diminati  oleh para wisatawan local dan manca Negara, hal ini akan sangat menjajikan masa depan pendapatan ekonomi bagi para penenun.”ucapnya.

Katanya, Minat masyarakat terhadap tenun NTT semakin meningkat sejalan dengan gencarnya kegiatan promosi.

Dahulu  penggunaan kain tenun terbatas untuk keperluan upacara adat, sekarang penggunaannya berkembang untuk beragam keperluan.

Kain tenun kini sudah dibuat menjadi berbagai macam produk seperti: baju, gaun, kemeja, jaket, sepatu, tas wanita, tas ransel, dan berbagai aksesori seperti kalung, gelang. cincin, bandana dan tempat pinsil.

“Menenun merupakan budaya yang diajarkan secara turun menurun oleh orang tua kepada anaknya, terutama wanita.  Tradisi menenun kain NTT telah banyak ditinggalkan karena minat generasi muda terhadap budaya menenun mulai merendah.  Semakin sedikit generasi muda yang mau mempelajari teknik menenun dari para orang tua. Masalah regenerasi penenun ini dikhawatirkan dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian budaya menenun,”ungkap Syaloomi kepada 60 peserta.

Syaloomi mengatakan, terkait masalah pengembangan dan upaya pelestariannya, Pemerintah, lewat Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT,  Melaksanakan kebijakan teknis pengelolaan cagar budaya dan permuseuman, Pelestarian sejarah dan tradisi serta pembinaan kesenian,Bahasa dan sastra daerah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah memfasilitasi Alat Tenun untuk sekolah SMA/SMK yang memiliki jurusan maupun Ekstrakurikuler Tenun Ikat. Melaksanakan kegiatan workshop tenun ikat yang melibatkan guru,siswa dan masyarakat umum.

Dan dari hasil Pelestarian Sejarah dan Nilai Budaya khususnya Tenun Ikat, maka Tenun Ikat telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda di Tingkat Nasional yakni: Tenun Ikat Sumba (2013) dan Tenun Ikat Sikka (2019), dari 32 WBTb yang sudah ditetapkan.

Syaloomi mengatakan lagi bahwa Terkait Peran Pemerintah NTT dalam mempromosikan Tenun Ikat kepada Generasi Muda lewat Tenun Masuk Sekolah bagi SMA, SMK dan SLB, yang menggunakan rompi tenun setiap hari kamis.

Pemerintah NTT juga telah melakukan Pembuatan film dokumenter "TEKNIK PEWARNAAN ALAM TENUN IKAT' di kabupaten Nagekeo, SIKKA, Ende, Lembata,  yang akan  diputar di Festival Layar Tancap - Pekan Kebudayaan Nasional 20 Oktober di Jakarta. Pemerintah Provinsi NTT juga telah melaksanakan Fashion Show bersama Ivan Gunawan, dengan tema Garis Putih dan  memperkenalkan desain milenial dgn didominasi  pengembangan bahan sutra tenun NTT.

Pemerintah Provinsi NTT  mewajibkan menggunakan pakaian adat pada  Pawai Budaya dalam rangka HUT RI yang ke 78 bagi guru dan siswa di Kota Kupang. Pemerintah NTT melakukan Festival Tenun Siswa di Kabupaten Nagekeo, Pentas Seni Siwa SMA dan SMK, Pameran karya siswa SMA, SMK, dan SLB, melakukan pemilihan Putra dan Putri Pelajar, Penari cilik dan Remaja, di Denpasar dan Jakarta, melakukan Pagelaran Budaya di Mexiko, lakukan Jakarta Fashion Week (JFW) di Jakarta.

Syaloomi menjelaskan secara detail bahwa Pemerintah Provinsi NTT juga telah melakukan kajian Kain Tenun di berbagai kabupaten yang ada dan kini menjadi koleksi milik Pemerintah Provinsi. Kajian yang mejadi koleksi tersebut dilakukan di kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2005, di Lembata dan Alor pada tahun 2008, di Rote Ndao tahun 2009, di kabupaten TTU pada tahun 2011, di Manggarai tahun 2013, di Ende tahun 2015, di Sikka tahun 2015, di Sabu Raijua tahun 2019 dan di kabupaten Malaka pada tahun 2022.

“ Pemerintah Provinsi NTT juga melakukan Kerjasama dengan Dekranasda Provinsi NTT untuk pengembangan dan pelestarian tenun NTT melalui Promosi Karya siswa, magang, bantuan alat tenun, benang dan lain-lainnya,” papar Syaloomi. ( MJessy/VN)

Share:

Kamis, 22 Juni 2023

Fakultas Teknik Universitas Citra Bangsa Segera Launching Pusat Studi Jasa Konstruksi (PSJK)

 

Dekan Fakultas Teknik UCB, Dr. Ir. Andre W. Koreh, MT, IPM, Asean Eng.


Kota Kupang, Citra Nusa Online.Com - Fakultas Teknik Universitas Citra Bangsa (UCB) Kota Kupang, NTT akan membentuk Pusat Studi Jasa Konstruksi (PSJK). Pusat Studi  tersebut bertujuan untuk menciptakan Jasa Konstruksi (Jakon) yang berkualitas dan handal.


Demikian dikatakan Dekan Fakultas Teknik UCB, Dr. Ir. Andre W. Koreh, MT, IPM, Asean Eng. Kepada Tim Media ini di ruang kerjanya pada Rabu (21/6/23).


“Kami telah membentuk Pusat Studi Jakon yang akan di-launching saat digelarnya Forum Konsultasi Nasional  Mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia pada tanggal 10 Juli 2023 nanti,” ujar Andre Koreh.


Selain launching PSJK, lanjut Andre,  pada saat itu juga akan ada Seminar Nasional oleh Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Ir. Taufik Widjoyono dan Ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Danis Sumadilaga.


Andre menjelaskan, dengan kehadiran Pusat Studi Jasa Konstruksi tersebut, masyarakat dapat berkonsultasi dan  berkomunikasi tentang jasa konstruksi (Jakon). “Kami juga dapat mengedukasi publik. Masyarakat Jakon juga perlu diedukasi ketika mereka menghadapi masalah yang berkaitan dengan jasa konstruksi,” paparnya.


Tujuan pihaknya, kata Andre, bisa melahirkan Jakon yang handal ke depan. “Nah ini semua merupakan PR (Pekerjaan Rumah, red) bagi kami untuk menumbuhkan jsa konstruksi yang tepat mutu, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat biaya,” jelasnya.


Hal itu, kata Andre, hanya bisa dilakukan oleh pelaku-pelaku Jakon yang punya kepedulian dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai serta mau belajar. “Karena dunia Jakon terus berkembang. Kalau kita tidak meng-uptodate-kan pengetahuan, kita akan tertinggal. Yang pada akhirnya masyarakat yang dirugikan,” tandasnya.


Seperti disaksikan Tim Media ini, dalam Kuliah Umum yang berlangsung di Aula UCB pada Sabtu (27/5/23) tersebut, para peserta merekomendasikan pembentukan Pusat  Studi Jasa Konstruksi. Seorang peserta diantaranya adalah Ketua LPJK NTT, Ir . Piet Djami Rebo, M.Si.


“Perlu dibentuk suatu lembaga pusat kajian/studi Kasus Konstruksi yang memberikan saran-saran kepada Pemda dan semua stakeholder jasa konstruksi di NTT. Sehingga Jasa Kontruksi kita benar-benar bisa mewujudkan Jasa kontruksi yang handal, berdaya saing, dan menghasilkan pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas,” jelas Djami Rebo.


Selain itu, lanjut Djami Rebo, perlu ada kesetaraan antara pengguna jasa dan pemberi jasa konstruksi. “Saya kira banyak sekali masalah jasa kontruksi. Kalau bisa didirikan pusat kajian/studi, akan sangat membantu,” harapnya. (cn/tim)

Share:

Senin, 29 Mei 2023

Andre Koreh: Pemimpin Datang Bukan Untuk Merampok


Kupang, Voice News.Id - Seorang pemimpin dipilih untuk memberi kepada rakyat, bukan mengambil bahkan ‘merampok’ dari rakyat atas nama rakyat.

Demikian dikatakan Dekan Fakultas Tehnik Universitas Citra Bangsa (UCB), Dr. Ir. Andre W. Koreh, ST, IPM, ASEAN Eng. dalam Kuliah Umum bertajuk “Praktek Korupsi Dalam Proyek Konstruksi dan Strategi Ideal Pemberantasannya di NTT” bertempat di Aula UCB Kota Kupang, Sabtu (27/5/2023).

“Pelaku jasa konstruksi harus bisa memberi jasa konstruksi yang profesional dan handal. Kalau anda diberi kekuasaan, konsep kekuasaan itu adalah memberi. Anda memberi apa? Kalau anda pemimpin, anda beri apa untuk rakyat yang memilih anda? Bukan anda pakai rakyat untuk pilih anda kemudian anda punya kuasa, lalu ambil dari rakyat atas nama rakyat. Itulah yang saya bilang secara ekstrim, mind set-nya harus memberi bukan mengambil. Bahkan merampok,” kritik Andre Koreh.

Menurut Koreh, jika dugaan korupsi dalam kasus proyek BTS Kemenkominfo yang mencapai 80 persen dari total dana proyek dan dapat dibuktikan dalam persidangan maka sangat memprihatinkan. “Kalau itu betul, 80 persen (dari dana yang dicairkan, red) itu gila. Asli merampok. Kalau itu disidangkan dan terbukti 80 persen itu dikorupsi secara sah dan meyakinkan, maka saya bilang bangsa kita dalam kondisi sakit parah. Sangat memprihatinkan,” tandasnya.

Perilaku korupsi, lanjutnya, sudah terjadi secara STM (Sistimatis, Terstruktur, dan Masiv) di segala lini.  “Saat rezim orba, korupsi dilakukan oleh Soeharto dan kroninya. Tapi di orde reformasi dengan semangat otonomi daerah. Korupsi justru dilakukan hampir di semua lini usaha dan birokrasi. Ini yang memprihatinkan," ujarnya.

Menurut Koreh, ada 9 Strategi Ideal Pemberantasan Korupsi yang dapat diaplikasikan di dunia Jasa Konstruksi, antara lain:

Pertama, Komitmen Pimpinan untuk Memberantas Korupsi. “Bapak/Ibu, kalau pimpinan ada tidak komit, anda kerja untuk tunggu waktu kapan anda ‘ditendang’ saja. Kalau pimpinan punya komitmen memberantas korupsi, anda kerja enak. Tapi yang terjadi, istilah saya, omong lain bikin lain. Saya anti korupsi, dimulut …  tapi di kaki dan tangan siapa yang tahu?” kritiknya lagi.

Kedua, Ciptakan Budaya Anti Korupsi. “Kita harus lawan korupsi dengan budaya anti korupsi. Korupsi itu kejahatan bukan budaya karena itu harus kita lawan dengan budaya anti korupsi,” tandasnya. 

Ketiga, Mindset masyarakat/pelaku jasa konstruksi adalah Memberi dan bukan Mengambil.

Diwawancarai Tim Media ini usai Kuliah Umum, Koreh kembali menegaskan bahwa konsepnya dalam pengembangan jasa konstruksi di NTT, siapapun pelaku jasa konstruksinya, harus memulai dari konsep dasarnya adalah memberi jasa konstruksi yang baik.  

“Kalau dia pimpinan maka dia harus datang dengan konsep memberi, bukan mengambil. Apalagi dia merampok. Itu tentunya bukan sesuatu yang dicita-citakan di negeri ini untuk bisa melahirkan jasa konstruksi yang handal dan dipertanggungjawabkan secara Teknis maupun administrative,” papar Koreh.

Hal tersebut, lanjut Koreh, tidak dapat biarkan karena akan menjadi titik lemah bagi pembangunan di NTT. “Bukan tidak mungkin jasa konstruksi akan menjadi titik lemah dari pembangunan di daerah ini. Proyek dikerjakan asal-asalan oleh para pelaku jasa kontruksi yang tidak profesional. Orientasinya hanya sekedar membangun proyek, bukan untuk memberikan pertumbuhan/perkembangan kepada masyarakat. Tentu ini perlu dikoreksi,” tegasnya. 

Koreh menjelaskan, jika fenomena jasa konstruksi di NTT tidak tumbuh sebagai jasa kontruksi yang profesional, maka sektor jasa konstruksi tidak hanya akan bertumbuh sebagai sektor yang punya peran dominan dalam pembangunan tapi juga berkontribusi terhadap perilaku tindak pidana korupsi di daerah ini.

Dimintai tanggapannya tentang kasus-kasus korupsi di NTT, Andre mengatakan, ia tidak dapat memberikan tanggapannya secara kasuistik sebagai suatu fenomena. “Jadi saya tidak masuk di kasus, ada banyak kasus seperti disebutkan tadi di kupang, di lembata dan di setiap daerah tapi ujung-ujungnya hanya kolusi, suap, curang, lalai. Ada niat untuk melakukan upaya-upaya korupsi. Kalau ada niat dan merugikan keuangan negara maka harus ditindak,” tegas Koreh.

Koreh menjelaskan, terselenggaranya Kuliah Umum tersebut datang dari keprihatinan bahwa sektor jasa konstruksi rawan Tipikor. “Karena korupsi merupakan persoalan yang kompleks sekali bukan hanya jasa konstruksi tapi di semua sektor dan menjadi persoalan bangsa. Pemahaman saya, persoalan bangsa ini ada 2, yakni KKN harus kita lawan Bersama. Kedua yakni intoleransi yang  mengancam keberadaan bangsa ini,” ujarnya. 

Oleh karena itu, Fakultas Teknik UCB Kupang berusaha mengajak mahasiswa/i yang saat ini sedang belajar jasa konstruksi untuk membangun budaya anti korupsi sejak dini. “Kita mulai dari Pendidikan sebagai bagian dari pencegahan dini. Jadi mahasiswa tidak saja belajar konstruksi tapi sejak awal sudah ditanamkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan kebenaran. Nilai-nilai ini tidak sekedar teori tapi harus bisa mereka praktekan dalam kehidupan keseharian,” harap Koreh.

Oleh karena itu, papar Koreh, pihaknya sebagai akademisi, baik para dosen maupun mahasiswa berupaya melakukan pencegahan. “Kita juga harapkan adanya penindakan-penindakan dari aparat penegak hukum tanpa adanya tebang pilih untuk memberikan efek jera kepada pelaku. Di situ masyarakat juga kita harapkan punya budaya inklusi. Kalau hanya dikerjakan oleh sekelompok masyarakat saja maka sulit untuk memberantas korupsi. Itulah sebabnya mengapa kami mulai mengedukasi,” jelasnya. (vn/tim)

Share:

Sabtu, 05 Februari 2022

PENSI online BMPS 2020 Bagi SMA/K Swasta Se-NTT, Ayo buruan daftar!

 


KupangVoice News.id - Badan Musyawarah Perguruan Swasta Provinsi Nusa Tenggara Timur, akan menggelar Pentas Seni Online BMPS Tahun 2020 pada Sabtu,(14/11/2020). Hal ini disampaikan Ketua BMPS NTT, Winston Neil Rondo diruang Sekretariat Panitia Pelaksana, Lantai 3 kantor DPD RI NTT. Selasa, (10/11/2020) siang.

 

Adapun jenis kreatifitas yang akan dipentaskan yakni, music tradisional, musik cover, film pendek, fashion show, tarian daerah, drama musikal, puisi, pidato, vokal group, solo, paduan suara, stand-up comedy dan modern dance.

 

Winston menyampaikan, saat ini sementara terdaftar 20 Peserta  yang akan menghiasi pentas seni tersebut, dari 10 Kabupaten/Kota, yakni Sumba Barat Daya, Alor, Ngada,  Timor Tengah Utara, Belu, Rote Sikka, Timor Tengah Selatan, Kab. Kupang dan Kota Kupang.

 

Ia menambahkan, Pensi ini akan diikuti oleh para peserta didik yang mewakili sekolah swasta pada tingkat SMA/K Swasta. Dalam giat tersebut, akan disertai acara penting yaitu, "Power Motivation" atau keterangan penyemangat bagi para pelajar, masyarakat dan guru-guru bahwa sekolah swasta memiliki prestasi walaupun lagi pandemi. 

 

Terkait hal itu, beberapa tokoh nasional dan tokoh NTT akan hadir secara online dalam acara ini antara lain Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim, ketum BMPS Pusat Ki Saur Panjaitan XIII, Wakil Gubernur NTT Josef Naesoi, Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni dan Wali Kota Kupang Dr. Jefry Riwu Kore.

 

“Mereka akan memberikan sebuah power motivation, apresiasi dan spirit bagi siswa siswi sekolah swasta NTT, bahwa walaupun ditengah pandemi mereka tetap produktif dan kreatif,” ungkap Winston. 

Diketahui pula, untuk pegelaran pentas seni para peserta wajib menampilkan kemampuannya melalui video offline yg dikirim ke panitia untuk diputarkan saat pensi online. Informasi lebih lanjut, langsung menghubungi via telpon dan WhatsApp di nomor telepon panitia, 085237791561 dan 081362714551. (cn/*).



Share:

KASUS VINA TERBONGKAR

IKLAN BANNER

GALERY BUDAYA SUMBA

Label

PANORAMA PANTAI LAMALERA

BERITA TERBARU

GALERY BUDAYA MASYARAKAT SABU