Kupang, VoiceNews Id – Rapat Teknis Warisan Budaya yang dilakukan oleh BPK Wilayah XVI NTT, dengan melibatkan berbagai UPT Terkait dan Masyarakat Adat se NTT, banyak mendapat tanggapan positif dari para peserta yang hadir.
Tema yang diangkat berjudul
REVITALISASI NILAI-NILAI WARISAN BUDAYA, “Menata Arah Pemajuan Kebudayaan di
Nusa Tenggara Timur, merupakan isu yang paling mendasar yang sangat diperlukan untuk
memajukan kebudayaan di NTT.
Revitalisasi atau
penggalakan kembali budaya tradisi local yang hampir punah yang kini dilakukan
dengan upaya maksimal oleh BPK XVI NTT dengan melibatkan banyak kaum milenial
dan masyarakat adat, merupakan hal yang amat positif untuk menjaga keberlangsungan
kelestarian budaya lokal.
SILVESTER PETARA HURIT :
RATEK MENJAGA MARWAH BUDAYA LOKAL
Salah satu peserta Rapat
Teknis Warisan Budaya, Silvester Petara Hurit, yang juga adalah Kepala Bidang
Kebudayaan Dinas Pendidikan Flores Timur, mengatakan, kebudayaan berbasis data
termasuk menjadikan Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) sebagai salah
satu dokumen yang diacu dalam penyusunan rencana pembangunan.
Katanya, Walau banyak
kekurangan dan keterbatasan, atau masih banyak
hal yang belum sesuai harapan, namun kita semua berupaya agar kebudayaan
semakin mendapat tempat dalam desain dan prioritas pembangunan daerah.
Silvester Petara Hurit, yang
juga adalah Alumnus Jurusan Teater Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung (ISBI sekarang), mengatakan, dalam
konteks Flores Timur, Pendanaan, SDM Teknis, serta Kelembagaan dan
Infrastruktur Kebudayaan masih menjadi kebutuhan yang krusial saat ini.
Pendiri Nara Teater di
Flores Timur tahun 2016 itu, mengatakan bahwa karena kompleksitas dan luasnya
obyek pemajuan kebudayaan yang ada, maka kerja gotong royong sangat penting
dilakukan dengan mengutamakan sinergisitas dan kontuinitas.
“Ini investasi mental,
investasi kemanusiaan yang perlu mendapat perhatian yang serius jika kita tak
mau kehilangan marwah sebagai bangsa yang berbudaya dan berkeadaban,” ungkap Silvester Petara Hurit yang juga aktivis
Kebudayaan di Flores Timur Tersebut.
OKRAN K.R. BETTY : RATEK MEMBERI RUANG MAJUKAN BUDAYA DAERAH
Sementara peserta Rapat
Teknis Warisan Budaya dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Okran K.R. Betti,
yang juga adalah Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten TTS, memberikan pandangannya bahwa, pihaknya mengucapkan banyak
terimakasih kepada BPK Wilayah XVI yang sudi melaksanakan kegiatan tersebut
sehingga mereka bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat terkait
target-target pemajuan kebudayaan yang diinginkan untuk di tindaklanjuti.
“Kami gembira karena
kegiatan ini sangat postif. Lewat ini kami dapat mengetahui banyak hal teknis
yang menjadi target utama pemerintah untuk segera ditindaklanjuti seperti
Penyusunan Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), Peng-entrian data
Dapobud,” ucap Okran.
Katanya, memang masih ada
tantangan yang cukup berat karena setiap daerah memiliki problem yang berbeda
untuk bisa menyelesaikan disebabkan beberapa faktor antara lain, tersedianya
waktu yang cukup singkat, keuangan yang sangat terbatas, keterbatasan Sumber
Daya Manusia (SDM).
“Walau masih banyak kekurangan,
namun dari hasil Rapat Teknis ini, akan menjadi komitmen bersama kami untuk
ditindaklanjuti demi Pelestarian Kebudayaan yang ada di daerah masing-masing,”
jelas Okran.
UNTUK DIKETAHUI : TUJUAN
RATEK WARISAN BUDAYA 2024
Kepala Balai Pelestarian
Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, menjelaskan kepada media ini
bahwa dengan cakupan wilayah kerja yang cukup luas, maka untuk memajukan
kebudayaan di NTT yang beragam tersebut, maka perlu di dilakukan kegiatan berskala regional, yang mampu memayungi koordinasi
antara dinas yang memayungi kebudayaan di daerah, baik itu kabupaten maupun
provinsi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT.
Karena
itu maka dilakukannya Rapat Teknis Warisan Budaya dengan tema: REVITALISASI
NILAI-NILAI WARISAN BUDAYA, “Menata Arah Pemajuan Kebudayaan di Nusa Tenggara
Timur.
“Tujuan Kegiatan ini
untuk memberikan ruang koordinasi dan sinkronisasi antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dengan Organsasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengampu bidang kebudayaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menyusun perencanaan terhadap program dan anggaran yang akan dilaksanakan
pada tahun 2024 dalam rangka memenuhi tugas yang diemban oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT,” Jelas I Made Dharma Suteja.
Kata I Made, bahwa manfaat yang diharapkan dari
kegiatan tersebut adalah, Terwujudnya tata kelola program kerja dan sinergi antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam bidang kebudayaan bisa
berjalan dengan efektif, efisien serta memberikan dampak positif
bagi masyarakat. Tersusunnya perencanaan program dan anggaran Balai
Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT.
“Kegiatan Rapat
Teknis Warisan Budaya ini, kami lakukan dari tanggal 18 sampai 20 maret 2024.
Kami BPK Wilayah XVI NTT, mengucapkan banyak terimakasih dan hormat atas
kehadiran seluruh peserta serta nara sumber yang sudi bersedia hadir dan menyusekskan
kegiatan ini,” Tutur I Made, menutup pembicaraan. (VN/Sam TGD)